Palu pukul paku, paku hantam kayu.



Ibarat dalam membangun sebuah bangunan diperlukan fondasi yang kuat dan kokoh. Anggaplah fondasi bangunan tersebut adalah kerangka penopang bangunan yang didominasi oleh kayu. Untuk membuat fondasi tersebut maka dilakukanlah pengukuran, pengumpulan bahan material, hingga alat berat untuk membantu pembuatan bangunan tersebut. Setelah terkumpul kayu tadi musti dilakukan sentuhan-sentuhan dasar seperti di gergaji, kemudian dihamplas kemudian di paku agar dibentuk kerangka fondasi yang dinginkan. 

Kemudian dimulailah kegiatan pembuatan fondasi tersebut. Seorang mandor yaitu pemegang palu akan memaku antara kayu yang satu dengan kayu yang lainnya. Disinilah dimulai seninya membuat fondasi kerangka bangunan tersebut yaitu palu memukul paku, paku menghantam kayu. Banyak kemungkinan yang akan terjadi. Seseorang pemegang palu bisa saja mengeluarkan semua energinya agar paku yang dia pukul bisa tepat nancleub diantara kayu tersebut. Kemungkinan lainnya adalah paku tersebut patah atau bengkok akibat hantaman pemegang palu tadi. Asumsi lainnya mungkin juga paku itu nacleub tapi kayunya patah akibat pukulan si pemegang kayu yang terlalu keras. Atau mungkin saja paku tadi tidak bisa nancleub dikarenakan ketidakcocokan antara energi si pemegang kayu, jenis pakunya tersebut dan objek yaitu si kayu tadi sehingga fondasi kerangka bangunan tersebut gagal dibuatnya.

Point yang dapat diambil dari ilustrasi tersebut adalah sangat dimungkinkan sekali hal tersebut terjadi dimana-mana. Entah itu diperusahaan, Keluarga, Organisasi, atau Pemerintahan sekaligus. Oke menurut gw selaku bankapten ada 3 komponen untuk membuat sebuah fondasi. Yang pertama si pemegang palu atau pemegang kekuasaan, kedua paku si subjeknya dan kayu sebagai objeknya. Sah - sah aja donk klo si pemegang palu mau pukul paku itu dengan pelan, halus atau keras toh dia sang pemilik palu tp bukan thor yaa hehe. Tp masalahnya si pemegang palu harusnya tahu donk objek yang mau di jadikan dasar fondasi seperti apa. Semisal objeknya kayu yaa berarti paku yang digunakan adalah paku yang tajam minimal terbuat besi. Ga lucu kan klo yang di pake adalah paku payung. Begitu juga jika objeknya tembok seharusnya pemegang palu menggunakan paku beton agar subjek yang akan dipaku bisa tertera dengan baik.

Dari pelajaran tersebut intinya harus ada harmonisasi antara pemegang palu, paku dan kayunya. Buat pemegang palu patut lebih berhati-hati karena mungkin saja posisi diya sebagai mandor pemegang kekuasaan bisa hilang bila proyek bangunannya gagal karena robohnya fondasi tersebut. Ingat seberapa besar jabatan dan posisimu ada yang namanya istijrat yaitu ditnggikan untuk direndahkan toh semuanya adalah titipan sementara. Buat paku, apapun itu jenismu kawan, kalian harus kuat mentalnya yang namanya paku harus bisa menjadi perantara yang baik. Baik itu menjadi paku payung, mejadi paku beton, menjadi paku seng, menjadi paku asbes, menjadi paku triplek dll. yang terakhir kenalilah objeknya agar paku dan palu tersebut bisa menjadi satu kesatuan.

Sekali lagi mari kuatkan fondasi .. karena dengan fondasi yang kuat akan menjadikan sesuatu yang jauh lebih kuat. Salam Mandor !!



0 Responses

Posting Komentar